Senin, 23 Februari 2009

Pelatihan Vokal

TEKNIK VOKAL DAN DIRIGEN DALAM PADUAN SUARA

PULUMUN P. GINTING S.SN

STAF PENGAJAR DI JURUSAN SENDRATASIK PROGRAM STUDI SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIMED


DALAM ACARA

” PELATIHAN TEKNIK VOKAL DAN DIRIGEN”

MAMRE KLASIS MEDAN DELITUA

22 APRIL 2006

SOLA GRATIA DURIN SIMBELANG

TEKNIK VOKAL DAN DIRIGEN DALAM PADUAN SUARA

Oleh

PULUMUN P. GINTING S.Sn.

Staf Pengajar di Jurusan Sendratasik Program Studi Seni Musik

Fakultas Bahasa dan Seni

UNIMED

1. PENDAHULUAN

Kesenian merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa yang diwariskan kepada kita. Kesenian-kesenian tersebut memiliki keaneka ragaman seperti seni rupa, seni lukis, seni tari, sampai pada seni tarik suara. Sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengembangkan seni baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga ditengah masyarakat yang berwawasan luas akan muncul karya-karya seni yang bernilai tinggi.

Salah satu kesenian yang sangat berkembang pada saat ini adalah seni tarik suara,seperti paduan suara. Paduan suara merupakan sekumpulan penyanyi yang mengungkapkan nyanyian-nyanyian secara bersama-sama. Seiring perkembangan jaman yang semakin modern, paduan suara pun bergerak cepat dan sering sekali diikutsertakan di dalam berbagai kegiatan, seperti acara wisuda, upacara perkawinan, upacara kematian, hari-hari besar agama, ibadah-ibadah umun, festival- festival, sampai pada pesta paduan suara gerejawi.

Tidak heran apabila dewasa ini semakin banyak bermunculan kelompok-kelompok paduan suara diberbagai kalangan, mulai dari paduan suara anak, remaja, pemuda-pemudi, hingga dewasa. Hal ini dapat kita saksikan sendiri lewat berbagai festival atau kegiatan lainnya. Namun setiap kelompok-kelompok paduan suara tersebut tidak terlepas dari adanya seorang pimpinan yang lazim disebut sebagai dirigen (conductor) yang memberi aba-aba pada setiap gerakan dalam kelompok paduan suara yang dipimpinnya. Sebab tanpa adanya seorang pemimpin, lebih besar kemungkinan nyanyian itu jadi berantakan.

Untuk itu, sebaiknya seorang dirigen harus dilengkapi dengan kemampuan bernyanyi, teori musik, ilmu harmoni, sejarah musik serta mampu menganalisis musik dengan baik, sehingga ia telah memiliki wawasan yang luas tentang musik. Hal ini yang membuat saya di undang untuk memberikan pelatihan ” Teknik Vokal dan Dirigen ” oleh Mamre klasis Medan- Deli Tua yang dilaksanakan pada 22 April 2006 yang di Sola Gratia Durin Simbelang.

Keberhasilan dan ketidak berhasilan kelompok paduan suara di dalam penampilannya, sangat ditentukan oleh kemampuan dirigen di dalam menguasai tugasnya sebagai pemimpin. Karena dibawah pimpinen dirigenlah kelompok paduan suara itu mampu mencapai maksud ataupun tujuan suatu karya musik.

2. VOKAL

A. Pengucapan

Musik yang dilakukan dengan suara manusia disebut vokal atau vokalia. Untuk dapat bernyanyi dengan baik harus menguasai pengucapan, pernapasan, sikap sewaktu bernyanyi, frasering dan pembawaan lagu ( interpestasi ). Penguasaan akan hal-hal tersebut hanya mungkin dengan latihan yang teratur dan diulang-ulang. Pengucapan atau lebih populer disebut diksi dan artikulasi adalah dua sokoguru untuk bernyanyi dengan baik. Syarat pokok untuk memperoleh hal itu, harus membuka mulut lebar-lebar. Rahang bawah diturunkan sejauh mungkin.

Pengucapan ” A ” mulut dibuka kira-kira selebar dua jari masing-masing dan lidah ditarik ke dalam.

Pengucapan ” E ” mulut dibuka lebih kecil dari pengucapan ” A ” dan dilebarkan kesamping.

Pengucapan ” I ” Bentuk mulut hampir sama dengan pengucapan ” E ”, hanya bibir lebih dirapatkan.

Pengucapan ” O ” Mulut dibuka lebar, kedua bibir membentuk bulatan dan lidah ditarik ke dalam.

Pengucapan ” U ” Mulut dibuka lebih kecil dari pengucapan ” O ”.

B. Pernapasan

Pernapasan yang biasa dilakukan manusia terdiri dari pernafasan aktif dan pernapasan pasif. Pernapasan aktif dilakukan dengan sengaja atau dilatih misalnya untuk bernyanyi dan berbicara. Pernafasan pasif dilakukan tanpa sadar. Misalnya sewaktu tidur dan istirahat. Ada dua cara untuk melatih pernapasan. Pertama, napas ditarik perlahan-lahan , lalu ditahan dan kemudian dikeluarkan dengan perlahan-lahan juga. Kedua, dengan mulut tertutup napas ditarik ( duhirup ) melalui hidung hingga terasa penuh. Kemudian dilepaskan lewat mulut secara perlahan-lahan seakan-akan menyebutkan huruf ”f” atau ”s”.

Dalam bagian ini kita akan bicarakan metode pernapasan. Dilihat dari penggunaan organ tubuh pernapasan aktif yang telah disebut diatas terdiri dari tiga jenis, yaitu pernapasan tulang selangka ( claviculair ), pernapasan dada ( casto abdominale ), dan pernapasan perut ( abdominale ).

Cara yang dipakai untuk bernyanyi adalah pernapasan dada, karena dapat melatih dan menahan napas lebih panjang dan lebar disamping lebih baik untuk kesehatan dan bentuk tubuh.

Pernapasan tulang selangka menggunakan iga-iga atas, sehingga tulang selangka ditarik keatas sedangkan tulang dada hanya dibagian bawah., karena rongga bagian atas saja bergerak menjadi lebar. Tenaga lebih banyak tetapi hasilnya hanya sedikit, sebab udara hanya sedikit akibatnya cepat lelah. Metode ini tidak baik untuk bernyanyi, akibatnya sangat buruk, suara menjadi serak dan dapat menimbilkan penyakit paru-paru.

Pernapasan perut, sekat rongga badan ditarik lalu melepas isi perut dan menekan kebawah, sedang lingkar perut mengembang kedepan. Kekuatan untuk menahan napas tidak ada, akibatnya udara hanya sedikit masuk ke dalam paru-paru.

3. EKSPRESI MUSIKAL

A. Tempo

Untuk mengukur tempo atau kecepatan lagu yang akan dinyanyikan digunakan sebuah metronom yaitu sebuah alat berbentuk piramid dengan penunjuk jarum yang dapat bergerak bolak-balik kekiri dan kekanan didepan sebuah skala. Pada jarumnya dipasang sebuah besi yang dapat digesar keatas atau kebawah. Jika digeser keatas, jarumnya akan bergerak lebih lambat dan jika digeser kebawah jarumnya akan bergeser lebih cepat.

Metronome Maelzel ( 1815 ) M.M adalah singkatan dari penemu alat tersebut. Pada permulaan lagu biasanya ditulis M.M = 100 atau dengan angka yang lain yang di dahului oleh M.M. Apabila metronom tidak ada, dapat juga kita hitung kecepatan sebuah lagu. Misalnya lagu Indonesia Raya dengan M.M.=104 atau tempo dimarcia, artinya dalam satu menit dinyanyikan 104 buah not seperempat atau 104 ketukan dalam satu menit.

B. Tanda Dinamik

Tanda dinamik menunjukkan keras lembutnya lagu dinyanyikan untuk mewujudkanwatak dan jiwa sebuah lagu atau musik. Pada hakekatnya hanya dua istilah pokok untuk tanda dinamik yaitu forte disingkat ” f ” yang berarti kuat dan piano yang disingkat ” p ” berarti lembut. Tingakat kekuatannya ditentukan oleh banyak huruf tersebut, dengan ketentuan bahwa singkatan tanda dinamik itu dituliskan dengan huruf kecil.

Jenis-jenis tanda dinamik yang lazim dipergunakan dalam paduan suara adalah :

1. mp : mezzo piano : agak lembut

2. p : piano : lembut

3. pp : pianissimo : sangat lembut

4. ppp : pianissisimo : selembut-lembutnya

5. mf : mezzo forte : agak kuat

6. f : forte : kuat

7. ff : fortissimo : sangat kuat

8. fff : fotissisimo : sekuat kuatnya

9. Cressendo : makin lama makin kuat

10. Decressendo : makin lama makin lembut.

4. DIREKSI KOOR

Direksi koor atau conducting artinya petunjuk atau cara bernyanyi bersama-sama. Direksi berasal dari kata ” direktion” (Inggris) artinya petunjuk atau cara, sedang koor artinya bernyanyi bersama-sama atau paduan suara. Untuk bernyanyi bersama-sama dalam jumlah besar memerlukan pimpinan untuk menyatukan derap lagu. Sebab tanpa pimpinan lebih besar kemungkinan nyanyian itu jadi berantakan. Pemimpin koor atau orkes disebut dirigen atau conductor.

A. Dirigen atau Conductor

Seorang dirigen atau conductor haruslah seorang yang rajin berlatih dan mencari pengalaman melalui praktek. Oleh karena tugas seorang dirigen sangat berat, ia harus memiliki syarat-syarat tertentu supaya tugasnya berhasil dengan baik. Seorang dirigen seharusnya memiliki ketahanan jasmani yang tangguh, memiliki sikap yang simpatik, memiliki sifat kepemimpinan, memiliki pengetahuan dan keterampilan muasik, memiliki daya imajinasi yang baik dan juga menguasai cara-cara latihan yang efektif.

Seorang dirigen adalah seniman interpretatif sekaligus sebagai seniman reproduktif atau seniman memproduksiksn kembali sebuah komposisi. Seorang seniman reproduktif (dirigen ) berada diantara seniman produktif ( komponis ) dan publik, sebab dialah yang memimpin segala aktifitas paduan suara itu untuk mencapai tujuan sang komponis dalam komposisinya.

Sikap dan setiap gerak seorang dirigen hendaknya terarah pada ekspresi musik. Gerakan yang dapat mengganggu konsentrasi para penyanyi atau publik harus dihindari. Beberapa sikap yang harus dijalankan seorang dirigen adalah, bersikap relaks. Untuk itu salah satu kaki sedikit maju ke depan untuk menyeimbangkan seluruh badan. Bagian atas dari badan sebaiknya bersikap tenang, pandangan mata ke semua anggota, jangan memperlihatkan rasa malu atau takut, dan banyak hal-hal lain yang masih perlu diperhatikan.

B. Teknik Memberi Aba-aba

Sebelum sebuah lagu dinyanyikan di dalam paduan suara inilah saat yang harus penuh konsentrasi bagi seorang dirigen. Beberapa aba-aba dasar yang harus diketahui aleh seorang dirigen antara lain ialah, dirigen harus memusatkan perhatian terhadap paduan suara atau koor yang akan dipimpinnya. Dirigen juga hrus menguasaidan mampu mengungkapkan jiwa lagu yang akan disajikan dan dirigen harus mampu memeksa anggota koor untuk mememperhatikan dirinya, agar aba-aba sekecil apa pun dapat dimengerti oleh anggota koor.

Dirigen mempunyai otoritas penuh di dalam paduan seuara ataupun koor, kerena itu seorang dirigen harus mempunyai keinginan yang menarik, dirigen tidak boleh mengikuti keinginen anggota koor atau pemain, namun merekalah yang harus mengikuti apa yang dikehendaki dirigennya.

C. Gerakan Pendahuluan.

Beberapa tahap atau langkah yang harus dikuasai dirigen dalam gerakan pendahuluan yaitu, konsentrasi atau sikap siap, gerakan pendahuluan, dan sikap saat mulai atau insetting. Gerakan pendahuluan adalah lanjutan dari sikap siap atau konsentrasi, anggota paduan suara atao koor masih memerlukan penjelasan tentang tempo, dinamik dan ekspresi sebelum mulai bernyanyi. Untuk itu perlu dibedakan tiga macam gerakan pendahuluan, insetting pada ketukan berat ( aksen ), insetting pada ketukan ringan ( birama gantung ), dan insetting diantara dua ketukan.

D. Gerakan Penutup

Untuk mengahiri sebuah lagu konsentrasi seorang dirigen masih harus sama ketika lagu mulai dinyanyikan. Aba-aba berlangsung terus sampai nada terakhir selesai dinyanyikan. Sesudah ketukan yang terakhir selesai dinyanyikan gerakantangan yang lebih sempit dan sebaiknya dilakukan hanya dengan telapak tangan jari saja. Aba-aba dalam ekspresi musikal ini tidak mutlak menjadi panutan karena masih banyak-ha-hal yang lebih spesifik yang harus diketahui oleh seornag dirigen yang baik, namun jika hal tersebut diatas sudah dikuasai saya yang seorang dirigen akan jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.

5. KESIMPULAN

Untuk memulai tugas seorang dirigen sebenarnya sudah dilengkapi dengan kemampuan vokal, teori musik, sejarah musik, analisa musik, sehingga dia telah memiliki wawasan yang luas mengenai musik. Artinya dirigen tidak hanya tahu membirama, tetapi dia harus sudah mampu dan memiliki ilmu musik yang memadai yang menjadi modal utama dalam tugasnya sebagai dirigen. Dari keseluruhan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dirigen adalah orang yang menjadi pimpinan kelompok musik vokal, instrumental, ataupun gabungan antara musik dan vokal dimana anggotanya terdiri dari banyak orang.

Seorang dirigen yang dikatakan ahli dalam musik maupun vokal akan dapat menterjemahkan karya musik seorang komponis untuk disajikan kepada pendengar. Tentunya ia harus mengetahui banyak persoalan dan seluk-beluk mengenai musik. Untuk mewujudkan apa yang dikehendaki seorang komponis melalui karyanya , dengan cara memproduksi musik itu menjadi kenyataan yang berarti. Di dalam paduan suara / koor ataupun orkestra untuk meyanyikan dan memainkan lagu atau musik sangat tergantung pada seorang pimpinan atau dirigen. Itulah sebabnya bahwa dirigen sering disebut seorang seniman yang reproduktif.


4 komentar:

  1. Saya Samuelpardede@yahoo.co.id di jakarta,

    pengeng mendapatkan Karo Fulte (dengan end blow), yg ditiup dari ujung (buka spt seruling biasa).

    mohon info.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin maksud bapak ada surdam...
      Kalau di batak toba disebut sordam.

      Hapus
  2. tlng dia upload ma....

    sy sangat tertarik

    fr:50ny87.ilkomp@gmail.com

    BalasHapus
  3. Merro:

    Lenga dung kel ku baca bang... tapi Sangat Menarik...........

    BalasHapus